BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Generasi muda adalah tulang punggung Bangsa dan Negara” merupakan
istilah yang sering kita dengar sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lingkungan sosial saat ini memerlukan pemimpin yang dapat membawa masyarakat
kita ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi di era reformasi ini, generasi muda
dituntut untuk ebih berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia.
Melalui berbagai proses pendidikan Kepramukaan bagi generasi muda,
semua itu dimaksudkan untuk menggali sumber daya manusia yang pada dasarnya ada
dalam diri setiap anggota Gerakan Pramuka. Salah satu sumber daya yang terdapat
pada generasi muda adalah potensi kepemimpinan yang selama ini terus dipupuk
dan dikembangkan melalui berbagai aktivitas kegiatan pendidikan formal maupun
nonformal.
B. Maksud dan Tujuan
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
tentang peran Gerakan Pramuka dalam mencetak calon pemimpin berkualitas, juga
memberikan informasi bagaimana menjadi pemimpin yang ideal. Penulisan Karya
Tulis ini juga merupakan bentuk Rencana Tindak Lanjut dan sebagai salah satu
syarat kelulusan pada kegiatan Latihan Pengembangan Kepemimpinan
Kwartir Cabang Kota Tasikmalaya Tahun 2009.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, bahwa pada dasarnya Gerakan Pramuka
memiliki peranan dalam pengkaderan pemimpin-pemimpin masa depan. Maka penulisan
karya tulis ini mengacu pada konsep pengertian pemimpin dan kepemimpinan,
bagaimana menjadi pemimpin yang ideal serta bagaimana peran Gerakan Pramuka
dalam melatih calon pemimpin masa depan menjadi pemimpin yang berkualitas dan
bertanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan
kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul
“Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain
yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki
dengan nama Boys Scout.
Tahun
1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan
untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri
beliau.
Tahun 1918 beliau
membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau
menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai
bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang
pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan
pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of
The World).
Tahun 1914 beliau
menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun
1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat
sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk
Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London,
Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke
Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke
Geneva, Swiss.
Sejak
tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut
oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry
(Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi
oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.
2.1 Dasar Pemikiran
Tonggak kepemimpinan akan terus di estafetkan, tak perduli dengan
semua keadaan suatu bangsa. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang memiliki
generasi muda berpotensi, Indonesia pun mulai mencoba menata diri,
mempersiapkan kader-kader pemimpin masa depan.
Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan Anggarana
Rumah Tangga Gerakan Pramuka BAB II Pasal 4 tentang tujuan dari Gerakan
Pramuka, tertulis :
“Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna
mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
fisiknya sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti
luhur, serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila,
setia dan patuh kepada NKRI serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan lingkungan alam baik lokal, nasional, maupun
internasional.”
Dengan dasar itulah, maka Gerakan Pramuka pun menyelenggarakan
pendidikan-pendidikan dan pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan potensi
kepemimpinan para generasi muda agar siap untuk menerima estafet kepemimpinan
dari para pendahulu mereka dan dari pemimpin yang berkuasa saat ini.
2.2 Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
A. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian atau pendapat orang atau sekelompok
orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasikan, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
B. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang
lain guna mencapai kehendak yang diinginkannya. Menurut Soepardi
(1988) kepemimpinan adalah :
‘Kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan
menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media
manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif
dan efisien’.
Pidarta (1988) mengemukakan tiga
macam keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menyukseskan
kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual,
yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; keterampilan
manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin;
serta keterampilan teknik, ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan,
metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam
mempengaruhi para pengikutnya.
2.3 Pemimpin Ideal Masa Depan
Kepemimpinan diperoleh bukan sekadar dari proses penurunan sifat
atau bakat orang tua kepada anaknya. Kepemimpinan dipengaruhi oleh semua aspek
kepribadian, yang salah satunya ditentukan oleh sifat atau bakat yang dimiliki
sejak lahir. Selain itu yang sangat penting adalah intelegensi yang
memungkinkan seseorang menjalankan kepemimpinan secara efektif.
Seorang pemimpin ideal tidak hanya memberikan dampak positif bagi
dirinya, namun juga bagi anggotanya. Oleh karena itu diperlukan adanya prinsip
dasar kepemimpinan yang akan membantu terciptanya pemimpin ideal masa depan.
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1)
Pemimpin bekerja dengan orang
lain
2)
Pemimpin adalah tanggung jawab
dan mempertanggungjawabkan
3)
Pemimpin menyeimbangkan
pencapaian tujuan dan prioritas
4)
Pemimpin harus berpikir secara
analitis dan konseptual
5)
Pemimpin adalah politisi dan
diplomat
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena
beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan keinginan
sepihak, kebanggaan dan penolakan dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal
tersebut, diperlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan
pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat
digunakan sebagai dasar dan referensi dalam pengambilan keputusan.
Juga terdapat teknik kepemimpinan, beberapa teknik kepemimpinan
tersebut diantaranya adalah:
1.
Etika Profesi Pemimpin, yaitu
kewajiban yang dimiliki seorang pemimpi. Bagaimana seharusnya tingkah laku
seorang pemimpin dan pengembangan moralnya.
2.
Dinamika kelompok, yaitu
terjadinya interaksi (hubungan timbal balik) antar setiap anggota kelompoknya.
3.
Komunikasi, arus informasi dan
emosi yang tepat, penyampaian perasaan, pikiran dan kehendak kepada individu
atau kelompok lain.
4.
Pengambilan keputusan (Decision
Making).
5.
Keterampilan berdiskusi (Disccuscio).
Dengan kemampuan dan keterampilan teknis secara sosial, seorang
pemimpin dapat menerapkan teori-teori kepemimpinan dan teknik-teknik
kepemimpinan dalam kegiatan sehari-hari. Peningkatan diri dalam pengetahuan,
keterampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin
yang berprinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas seracara
intelektual, tetapi juga emosional dan spiritual (IQ, EQ, dan SQ).
2.4 Peran Gerakan Pramuka
Saat membuka Konferensi Kepanduan Sedunia ke-38 (38th World
Scout Conference) yang berlangsung di Jeju Convention Center, Perdana
Menteri Korsel, Han Seung-soo mengatakan bahwa Gerakan Kepanduan sedunia
mempunyai peranan penting dalam mempromosikan jiwa kepemimpinan di kalangan
kaum muda. Dan terbukti memberikan sumbangan besar untuk perdamaian dunia dan
kesejahteraan umat manusia.
Sementara itu, Ketua Komite Kepanduan Sedunia, Philippe da Costa
mengungkapkan, kepanduan adalah pendidikan seumur hidup. Metode kepramukaan
yang merupakan metode pendidikan non-formal dapat dilakukan dengan mudah
seperti kegiatan permainan. Pendidikan harus terencana namun juga menyenangkan,
sehingga tidak membuat kaum muda menjadi bosan. Itulah bagian dari upaya
gerakan kepanduan dalam membantu memberikan pendidikan di luar lingkungan
sekolah dan di luar keluarga untuk anak-anak.
Itu adalah sekelumit pernyataan tokoh-tokoh kepanduan dunia tentang
Kepanduan (red-pramuka). Dapat diambil sebuah statement peran gerakan pramuka
dalam menciptakan kader pemimpin masa depan sangat penting. Seperti juga yang
terdapat dalam SK Kwarnas No 080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
Dalam SK Kwarnas No 080 tahun 1988, disebutkan bahwa pramuka penegak
dan pandega adalah golongan pramuka yang pada usianya akan segera menggantikan
estafet kepemimpinan pada saat ini. Dalam pembinaannya, dapat dikelompokkan
menjadi 3 kegiatan yaitu:
1)
Kegiatan Bina Diri, pembinaan
pribadi baik jasmani maupun rohani
2)
Kegiatan Bina Satuan, pembinaan
kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan satuan / kwartir dalam Gerakan
Pramuka, serta Dharma Baktinya kepada Gerakan Pramuka
3)
Kegiatan Bina Masyarakat,
pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta Dharma
Baktinya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk golongan penegak dan pandega mulai dirintis dan digali potensi
kepemimpinan sebagai salah satu modal dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin
dan kader pembangunan bangsa. Bentuk-bentuk pelatihan kepemimpinan merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Pramuka Penegak dan Pandega.
Proses pembinaan dan pengembangan potensi kepemimpinan Pramuka
Penegak dan Pandega sangat bergantung pada pola atau desain dalam melaksanakan
suatu kegiatan. Tentunya pola yang dirangkai mengarah pada maksud, sasaran dan
tujuan kegiatan, terlebih lagi kegiatan LPK (Latihan Pengembangan
Kepemimpinan) yang memang dilaksanakan sebagai wahana menggali potensi
kepemimpinan. Metode kegiatan yang digunakan dan mengarah pada tujuan yang
diinginkan dapat menciptakan kader-kader pemimpin yang berkualitas sehingga
dapat dijadikan bekal pengembangan di masa yang akan datang.
Pada akhirnya, potensi kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega
sebagai salah satu sumber daya Pramuka dapat terus digali dan dikembangkan
sehingga tujuan Gerakan Pramuka untuk menjadikan Pramuka Penegak dan Pandega
sebagai kader-kader pemimpin dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang
dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paparan diatas memaparkan bagaimana peran sebuah Organisasi Gerakan
Pramuka dalam partisipasi pengkaderan pemimpin muda berkualitas. Dan dalam
pemaparannya, peran Pramuka sangatlah penting. Dengan pendidikan dan pelatihan
yang diberikan langsung dengan praktek sederhana, menjadikan pembentukan jiwa
kepemimpinan terasa lebih nyata.
Dengan pola pembinaan Bina Diri, Bina Satuan dan Bina Masyarakat
menjadikan pelatihan calon pemimpin lebih mengena pada sasaran.
3.2 Rekomendasi
Diharapkan, setelah penafsiran yang muncul setelah membaca dan
memahami karya tulis ini, masyarakat semakin sadar dan paham akan pentingnya
peran Organisasi Gerakan Pramuka. Dan masyarakat pun ikut berperan dalam
Gerakan Kepanduan di Nusantara ini. Sehingga ke depan, Revitalisasi Gerakan
Pramuka yang telah dicanangkan dapat terwujud dan tercapai dengan baik.