Monday 14 March 2016

Thawaf dan Kabah



Thawaf adalah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali. Kabah menjadi inti dari perputaran tersebut. Kabah kiblat seluruh umat Islam. Apa istimewanya? Sepintas tidak ada keistimewaannya. la hanya berbentuk kubus yang memiliki enam sisi dan kosong yang tersusun dari batu-batu hitam dari Ajun (bukit-bukit di dekat Kota Makkah). Jika direnungkan, enam sisi yang ada merupakan lambang Islam itu universal. Enam sisi menghadap ke segala arah. Kemudian, Kabah melambangkan ketetapan (konstan) sebab dia hanya diam. Manusia lah yang bergerak (aktif) mengitarinya.

Kabah ibarat matahari. Manusia ibarat planet yang mengitari matahari tersebut. Itu artinya, Allah pusat eksistensi yang merupakan titik fokus dari dunia yang fana ini. Manusia mesti bergerak, beraktivitas, berbuat dan bersikap mesti berpusat kepada kehendak-Nya. Di sinilah terlihat eksistensi manusia yang harus bergerak dan berbaur dengan manusia lain secara bersama dengan mengenakan pakaian ihram secara disiplin. Jika seseorang diam, tidak bergerak, maka pada hakikatnya ia telah mati, bukan manusia yang sesungguhnya.

Pelaksanaan thawaf bermula dari Hajar Aswad. Di sana juga terdapat Hijir Ismail. Simbol ini mengingatkan kita kembali tentang Hajar, istri Ibrahim. Hajar adalah sahaya yang berkulit hitam dari Ethiopia yang diperistri Ibrahim. Karena kecintaannya kepada Allah, Hajar menjadi nama yang melekat dan sangat berpengaruh dalam rangkaian ibadah haji. Meskipun ia hanya hamba sahaya, bisa jadi dinilai orang hina, lagi berkulit hitam, tetapi dengan iman dan cinta yang dimilikinya mengangkat dirinya menjadi mulia di sisi Allah.

Simbol ini memberikan pesan moral kepada umat manusia bahwa sehina apa pun seseorang di mata manusia, tetapi dengan keimanan dan kecintaannya kepada Allah SWT akan terangkat derajatnya menjadi mulia di sisi Allah, bahkan di mata manusia sesudahnya. Maka jangan mudah merendahkan, menghina, maupun memperolok saudara sendiri.

Thawaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran. Angka tujuh ini mengingatkan kita kepada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi. Artinya, manusia adalah wakil Allah di muka bumi yang bertanggung jawab mengelola alam semesta ini, memanfaatkan semua potensi yang ada, tetapi bukan mengeksploitasinya.
Awal thawaf dimulai dengan bismillahi Allahuakbar sambil menyentuh atau menghadapkan telapak tangan kanan kita ke arah Hajar Aswad yang  melambangkan Pencipta. Kemudian thawaf  7  putaran  yang melambangkan putaran tujuh langit yang mengelilingi Arsy Allah. Thawaf menggambarkan kebebasan manusia beraktifitas. Namun aktiftas itu tetaplah harus berada dalam orbit aturan Allah yaitu berlawanan dengan arah jarum jam atau yang kita kenal dengan bergerak kerarah kiri.

Sedangkan apa yang diucapkannya, seperti takbir, dzikir dan do'a, zhahirnya adalah mengingat Allah. Sedangkan mencium Hajar Aswad adalah ibadah. Sebab seseorang mencium sebongkah batu yang tak memiliki hubungan kecuali dengan ibadah kepada Allah, dengan cara mengagungkan-Nya dan mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sebagaimana yang pernah diriwayatkan, bahwa Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab berkata tatkala mencium Hajar Aswad, "Aku benar-benar tahu bahwa engkau hanyalah sekedar batu yang tidak bisa memberi madharat dan tidak pula manfaat. Kalau tidak karena aku melihat Nabi menciummu, aku tak kan sudi menciummu." Tentang anggapan sebagian orang-orang yang bodoh, bahwa hal itu dimaksudkan untuk memohon barakah dengannya, maka anggapan itu tidak ada dasarnya sama sekali dan batil.

No comments:

Post a Comment

JANG ARI

Comments system

[blogger][disqus][facebook]