Sikap Dan
Tingkah Laku Akhlaqul Karimah
Akhlak adalah suatu keadaan yang
melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika hal
tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pertimbangan Akal
dan Syar’i, maka disebut akhlak yang baik. Sedangkan sebaliknya jika yang
timbul adalah kemungkaran maka disebut akhlak yang buruk.
Jadi akhlakul karimah dapat
diartikan sebagai akhlak yang baik yang daripadanya terdapat unsur dan
sifat-sifat kebaikan.
Kata akhlak merupakan bentuk jamak
dari kata Al-Khulq yang artinya :
1.
Tabi’at atau budi pekerti
2.
Kebiasaan atau adat
3.
Keperwiraan.
Akhlak merupakan suatu keadaan yang
melekat dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru dapat disebut akhlak kalau
terpenuhi beberapa syarat, antara lain:
1.
Perbuatan tersebut dilakukan secara kontinyu atau
berkesinambungan. Kalau
perbuatan hanya dilakukan sekali saja maka tidak dapat disebut dengan akhlak.
Contoh, pada suatu saat orang yang jarang berinfak tiba-tiba memberikan uang
kepada orang lain dengan alasan tertentu. Dengan tindakan tersebut tidak dapat
disebut murah hati atau berakhlak dermawan, karena hal tersebut tidak melekat
dalam jiwanya.
2.
Perbuatan tersebut timbul secara tiba-tiba, bukan
sebab dipikirkan atau direncanakan terlebih dahulu. Jika perbuatan itu timbul
karena terpaksa atau setelah dipikirkan secara
matang, maka tidak dapat disebut akhlak. Akhlak Nabi
Muhammad SAW dapat disebut dengan akhlak Islam. Karena akhlak tersebut
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Qur’an datangnya dari Allah SWT, maka akhlak
Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan perbuatan yang diatur
manusia.
Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Kebaikan bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang
terkandung dalam akhlak Islam adalah murni baik untuk individu maupun
masyarakat.
2.
Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu kebaikan yang
selalu berlaku secara universal.
3.
Tetap, artinya kebaikannya tidak mengalami perubahan.
4.
Kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu kebaikan yang
terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga
ada sangsi hukum tertentu bagi yang tidak melaksanakan.
5.
Pengawasan yang menyeluruh, karena akhlak dari Allah
maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak
buatan manusia.
Macam-macam Sikap
Akhlaqul Karimah
a.
Tawadhu
Tawadhu berarti rendah hati. Kata tawadhu lawan kata
takabur. Sikap tawadhu disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa
simpatik dan senang. Sikap takabur tidak disukai dalam pergaulan. Orang yang
rendah hati tidak akan menurunkan martabatnya, justru mengangkat derajat orang
tersebut. Orang yang sombong menginginkan agar dirinya tampak lebih tinggi dan
dihormati orang lain. Namun justru sebaliknya, sikap sombong menghidangkan rasa
simpati dan dijauhi dalam pergaulan.
b.
Taat
Taat adalah
sifat atau laku yang mampu untuk menjalankan semua perintah terutama perintah
yang didasarkan atas perintah Allah SWT serta Rasulullah SAW serta menjaga
harga diri, nama baik, serta kredibilitas bagi pelakunya. Baik di hadapan Allah
maupun sesama manusia. Orang memiliki sifat taat tidak akan dipandang nista di
hadapan Allah dan juga dalam pergaulan di masyarakat.
c.
Qana'ah
Qana'ah adalah rela menerima apa adanya. Rela menerima
apa adanya dalam hal ini, adalah menerima atas hasil usaha. Jika seseorang
sudah berusaha dengan sebaik-baiknya, namun hasilnya belum sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka dengan rela hati ia menerima hasil tersebut dengan syukur dan
lapang dada atau bersabar dan bermanfaat.
d.
Sabar
Sabar artinya tahan terhadap setiap penderitaan atau
sesuatu yang tidak disenangi dengan sikap ridha dan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT Ada juga yang mengartikan sabar adalah keteguhan hati dalam
menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya.. Kata sabar memang kedengarannya
sangat sederhana, akan tetapi pada prakteknya tidak semua orang mampu
melakukannya, dan sudah tidak menjadi rahasia lagi di lingkungan kita banyak
orang sering kehilangan kesabaran.
e. .Istiqomah
Dalam bahasa Indonesia padanan kata istiqomah adalah
kata “taat asas”, yakni selalu taat dan setia kepada asas suatu keyakinan oleh
sebab itulah orang yang istiqomah dikatakan juga sebagai orang yang taat asas.
.
f.
Tasammuh
Dalam bahasa Indonesia, kata tasammuh dapat diartikan
dengan tenggang rasa, lapang dada atau toleransi. Oleh karena itu orang yang
bersifat tasammuh berarti memiliki kelapangan dada, menghormati orang yang
berpendapat atau berpendirian lain, tidak mau mengganggu kebebasan berfikir dan
orang berkeyakinan lain.
g. Ikhtiar
(Kerja Keras)
Untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, manusia
dituntut untuk berjuang baik secara perorangan (individu) maupun secara
kelompok (kolektif). Tuntutan tersebut berdasarkan fitrah (naluri) kemanusiaan
yang tumbuh karena adanya hidayah dari Allah sesuai asas penciptaan-Nya.
h. Berdoa
Yaitu memohon kepada Allah, agar segala yang telah
kita lakukan ada dalam ridha Allah SWT dan
diqobulkan oleh Allah SWT.
Berakhlak Karimah
Terhadap Diri Sendiri Dan Orang Lain
1. Akhlak terhadap diri sendiri
Akhlak
terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu
jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita,
dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik
atau bahkan membahayakan jiwa. Sesuatu yang
membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita melakukan
hal-hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu banyak
bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat menyebabkan
paru-paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman keras yang dapat
membahyakan jantung dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa bersikap atau
beraklak baik terhadap tubuh kita.
Untuk menghindari hal tersebut di
atas maka kita dituntut untuk mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat
merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi
tempat keburukan dan kekufuran. Seperti yang
telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik.
Maka kita harus mengenali penyakit hati tersebut.diantara penyakit hati tersebut, yaitu :
a.
Dengki. Orang pendeki adalah orang yang
paling rugi. Ia tidak mendapatkan apapun dari sifat buruknya itu. Bahkan pahala
kebaikan yang dimilikinya akan terhapus. Islam tidak membenarkan kedengkian. Rasulullah
bersabda: "Abu Hurairah
r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, "hati-hatilah pada
kedengkian kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan, seperti api yang melahap
minyak." (H.R. Abu Dawud)”
b.
Munafiq. Orang munafiq adalah orang yang
berpura-pura atau ingkar. Apa yang mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang
ada di hati dan tindakannya. Adapun tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini
dijelaskan dalam hadits, yaitu:
“ Dari Abu hurairoh
r.a. Rasulullah berkata: " tanda-tanda orang munafiq ada tiga, jika ia
berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia
berkhianat." (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nisa'i) ”
2. Akhlak
terhadap Sesama/ orang lain
Setelah mencermati kondisi realitas
social tentunya tidak terlepas berbicara masalah kehidupan.Masalah dan tujuan
hidup adalah mempertahankan hidup untuk kehidupan selanjutnya dan jalan
mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi masalah hidup.Kehidupan sendiri
tidak pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang untuk bebas
berekspresi,berkarya.Kehidupan adalah saling berketergantungan antara sesama
makhluk dan dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup
baik bersumber dari norma kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena dengan
norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah
akhlak antara sesama manusia dan makhluk lainnya.
No comments:
Post a Comment