Friday, 1 April 2016

hasil pengamatan di musium candi cangkuang



LAPORAN PENGAMATAN
KEADAAN DAN KONDISI MUSEUM
CANDI CANGKUANG

BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Museum berasal dari bahasa Yunani yaitu Museion. Museion merupakan sebuah bangunan tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan Ilmu Pengetahuan.
 Menurut badan permuseuman dunia International Council of Museum (ICOM) pengertian museum dirumuskan sebagai berikut :
“Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan hiburan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya”.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Sri Soejatmi (1992 : 2) berpendapat bahwa museum adalah “sebagai lembaga yang bertugas melestarikan dan mewariskan budaya dengan jalan mengumpulkan, merawat, memiliki, memamerkan, dan mengkomunikasikan kepada masyarakat”.
Museum dapat diterangkan dengan beberapa definisi, tetapi pada dasarnya museum dapat diartikan sebagai suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan.
Fungsi Museum
Adapun fungsi museum yaitu sebagai berikut :
1)        Tempat Rekreasi
Museum dengan benda-benda koleksinya yang berupa benda-benda seni budaya mengandung nilai estetika, indah, antik sebagai sumber penawar bagi para pengunjung yang lelah dalam menghadapi kesibukan sehari-hari.
2)        Tempat Ilmu Pengetahuan
Benda koleksi museum dapat dimisalkan sebagai orang yang ingin berbicara. Para ahli lah yang dapat menginterpretasikan arti dari benda-benda tersebut dan dari itu kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Museum adalah alamat yang tepat bagi mereka yang mengadakan penyelidikan atau penelitian.
3)        Sumber Informasi
Museum berfungsi untuk memberikan informasi, baik menerangkan mengenai dunia manusia maupun alam. Misalnya saja museum Perjuangan bertugas menjelaskan alam perjuangan suatu bangsa.
4)        Sebagai Pendidikan Kebenaran
Pameran benda-benda di museum menimbulkan bermacam-macam pengaruh positif. Diantaranya menimbulkan kesadaran tentang persoalan peristiwa sejarah, kehidupan binatang, pertumbuhan tanaman, perkembangan kebudayaan dan lain-lain.
Tugas Museum
Adapun tugas museum yaitu sebagai berikut :
1)        Tugas Pengumpulan
                        Tidak sembarang benda yang dapat dimasukkan ke dalam museum. Yang dikumpulkan adalah benda-benda yang memenuhi syarat untuk dijadikan benda koleksi museum. Tugas pengumpulan itu tergantung pada jenis koleksinya.
2)        Tugas Pemeliharaan
Tugas pemeliharaan menyangkut dua segi yakni segi teknis dan segi administratif. Segi teknis, benda-benda koleksi itu harus dipelihara atau jika perlu diawetkan dan diusahakan supaya tetap awet dan tercegah dari segala kemungkinan pemusnahan atau kehilangan. Segi administratif adalah upaya benda koleksi tersebut mendapat keterangan-keterangan tertulis yang menjadikan benda koleksi tersebut bersifat monumental sebagai benda pembuktian kenyataan.
3)        Tugas Pameran
Pameran adalah pekerjaan yang khas dan paling utama bagi setiap museum. Benda-benda dipamerkan untuk kepentingan pengunjung, baik dalam rangka penyaluran ilmu pengetahuan maupun dalam rangka memberi kenikmatan seni bagi benda-benda koleksi seni rupa.
4)        Tugas Penyelidikan 
Museum dapat dikatakan juga sebagai pusat penyelidikan ilmu pengetahuan. Benda-benda untuk perlengkapan prasarana studi dan penelitian. Benda-benda dari zaman peradaban purba atau dari zaman manusia belum mengenal tulisan untuk menyatakan diri atau sejarahnya, bertugas menerangkan langsung tentang suatu zaman kehidupan manusia purba.
5)        Tugas Penyaluran Ilmu Pengetahuan
Hal ini memanfaatkan koleksi museum dengan cara memberi penerangan yang dapat diterima oleh pengunjung. Tugasnya yang lain ialah menyelenggarakan acara-acara ceramah, pertunjukkan dan pemutaran film-film yang berkaitan dengan benda-benda koleksi museum.
1.2         Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui kondisi Museum Candi Cangkuang
2.    Untuk mengetahui keadaan Museum Candi Cangkuang
3.    Untuk mengetahui jenis tanaman atau tumbuhan yang hidup disekitar atau didekat halaman Museum Candi Cangkuang
4.    Untuk mengetahui koleksi naskah-naskah kuno yang terdapat di  Museum Candi Cangkuang
5.    Untuk mengetahui koleksi barang-barang antik yang terdapat dalam Museum Candi Cangkuang
1.3         Rumusan Masalah
1.    Bagaimana keadaan Museum Candi Cangkuang
2.    Bagaimana kondisi Museum Candi Cangkuang
3.    Jenis tanaman atau tumbuhan apa saja yang hidup disekitar atau didekat halaman Museum Candi Cangkuang
4.    Apa saja koleksi naskah-naskah kuno yang terdapat di Museum Candi Cangkuang
5.    Apa saja koleksi barang-barang antik yang terdapat dalam Museum Candi Cangkuang
1.4         Metode
Pengamatan terhadap objek Museum Candi Cangkuang dilakukan dengan cara pengamatan observasi langsung dan  wawancara dengan narasumber yang ada di lokasi tersebut. Pengamatan dilakukan selama 3 jam pada hari Minggu tanggal 24 Januari tahun 2016
Alat yang penulis gunakan diantaranya kamera handphone, ballpoint, buku, dan perlengkapan makanan sederhana.
1.5         Sistematika
Laporan pengamatan ini ditulis dengan susunan sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode dan sistematika. Sementara Bab II berisi pembahasan dan dilanjutkan dengan Bab III berupa penutup meliputi kesimpulan dan saran

BAB II
ISI LAPORAN

2.1              Hasil Pengamatan Tentang Keadaan Museum Candi Cangkuang
Keadaan Museum Candi Cangkuang bangunannya kecil dan kurang luas sehingga pengunjung tidak bisa leluasa untuk melihat-lihat apa saja yang ada didalam museum tersebut. Didalam museum tersebut ruangannya gelap dan hanya ada sedikit penerangan atau pencahayaan, sehingga menyulitkan penglihatan pengunjung yang ingin melihat-lihat isi museum tersebut. Untuk memasuki museum pengunjung harus melepas alas kaki terlebih dahulu.
Museum Candi Cangkuang terlihat cukup bersih, nyaman dan terawat, namun pada beberapa tempat atau lahan yang terdapat di sekitar museum tersebut masih terlihat dedaunan berserakan yang belum dibersihkan. Hal tersebut mungkin disebabkan karena banyaknya pohon-pohon yang tumbuh di sekitar museum tersebut. Selain itu, keadaan lantai pada museum tersebut bersih sehingga membuat para pengunjung menjadi nyaman.
foto musium candi cangkuang
Pada saat penulis melakukan observasi (pengamatan), keadaan museum sedang mengalami kebocoran karena disebabkan oleh hujan yang sangat lebat serta keadaan atap museum yang sudah agak rapuh, sehingga lantai di dalam museum mengalami sedikit kebanjiran dan air hujan diwadahi oleh beberapa ember kecil untuk mencegah banjir yang lebih besar lagi di dalam museum tersebut. Dan penulis juga melihat seorang koordinator juru pelihara museum (Pak Zaki Munawar) sedang membersihkan dan mengepel lantai halaman museum saat terjadi hujan yang lebat sehingga untuk mencegah kebanjiran pada museum tersebut.
2.2              Hasil Pengamatan Tentang Kondisi Museum Candi Cangkuang
Kondisi Museum Candi Cangkuang sangat ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Museum tersebut banyak dikunjungi oleh semua kalangan, dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Didalam museum terdapat seorang koordinator juru pelihara museum yang memakai baju adat Sunda sedang mengarahkan dan memberitahukan berbagai macam informasi tentang macam-macam benda peninggalan sejarah Museum Candi Cangkuang kepada para pengunjung yang datang.
poto keadaan dalam musium candi cangkuang
Di luar museum tersebut terdapat seorang koordinator juru pelihara museum yang sedang duduk di luar museum, tujuannya adalah untuk menjaga keamanan serta menyambut para pengunjung yang baru datang. Di luar museum juga terdapat alunan musik-musik Sunda yang berasal dari kaset yang sengaja dinyalakan oleh koordinator juru pelihara museum agar pengunjung yang datang dapat mendengarkan musik tersebut sehingga merasa terhibur.
Berikut Fotonya :
2.3         Hasil Pengamatan Tentang Jenis Tanaman atau Tumbuhan yang Hidup Disekitar atau Didekat Halaman Museum Candi Cangkuang
Di halaman museum ini ada berbagai jenis tumbuhan yang ditanam beragam, seperti :
-          Pohon Cangkuang                                                   -     Kiteja
-          Buah Pari                                                                 -     Trambesi
-          Karimin                                                                    -     Pohon Jeruk
-          Pinus                                                                        -     Pohon Jambu
-          Lame                                                                        -     Bunga-bungaan
-     Ekor Bia                                                                  -     Soka
-     Lidah Mitoha                                                           -     Pohon Pandan
                                                           
Selain sebagai obyek sejarah dan budaya, di halaman museum tersebut terdapat pemandangan tak kalah indahnya adalah pohon-pohon raksasa yang rimbun dan dapat dimanfaatkan para pengunjung sebagai tempat berteduh dan beristirahat serta duduk dibawah pohon tersebut sambil berfoto dengan keluarganya.
2.4              Hasil Pengamatan Tentang Koleksi Naskah-Naskah Kuno yang Terdapat di Museum Candi Cangkuang
Di museum ini terdapat beberapa koleksi naskah kuno yang menggunakan alas kertas daluang, kertas tradisional masyarakat pada masa lalu. Naskah-naskah tersebut secara umum merupakan naskah Islam beraksara Arab, maupun aksara Pegon. Kondisi naskah-naskah ini hampir sebagian besar rusak. Sampai sejauh ini, sudah ada upaya perawatan secara tradisional maupun memanfaatkan teknologi digital.
       Di dalam museum tersebut terdapat koleksi yang mampu menarik perhatian pengunjung yaitu naskah kuno. Naskah-naskah tersebut merupakan peninggalan dari Arief Muhammad. Naskah-naskah koleksi museum ini termasuk dalam naskah-naskah Islam. Aksara yang digunakan adalah aksara Pegon, Arab, dan Jawa. Berikut adalah jenis naskah yang terdapat dalam museum tersebut :
1.         Al-Qur’an
Salah satu naskah Islam yang terdapat di Museum Candi Cangkuang adalah Al-Qur’an dengan bahasa Arab Pegon. Al-Qur’an yang terbuat dari kayu saeh ini ditulis dengan dua warna tinta, yaitu hitam dan merah. Teks Al-Qur’an ditulis dengan tinta hitam, sedangkan tinta merah digunakan untuk menandai nama surat. Uniknya menurut salah satu koordinator juru pelihara museum (Pak Zaki Munawar), tinta merah itu berasal dari serat buah manggis.
         Naskah berusia lebih dari 400 tahun ini sudah rapuh dan lusuh. Lembarannya penuh lubang kecil terkena jamur. Bahkan jilidnya rusak dan judulnya tidak terbaca. Naskah-naskah kuno yang berada dalam museum dibersihkan dengan menggunakan kuas dan rempah-rempah alami untuk menghilangkan jamur.
2.      Kitab Fiqih
Naskah ini menggunakan alas tulis daluang dan menggunakan bahasa Arab dan Pegon.
3.         Naskah Nahwu dan Sharaf
                
Naskah ini berjudul “Nahwu dan Sharaf’” yang menggunakan bahasa dan aksara Arab dan Pentagon. Naskah ini mempunyai tebal naskah sebanyak 33 halaman. Bahan naskah tersebut berasal dari kertas daluang. Keadaan naskah ini kertasnya sudah berlubang, kemudian sebagian teksnya tidak terbaca dan jilidnya lepas.
4.      Naskah Kumpulan Do’a-do’a
Naskah ini menggunakan alas tulis daluang dan menggunakan aksara Arab dan Pegon. Kitab ini berisikan tentang makam Embah Dalem Arief Muhammad. Sebagian besar naskah tidak dalam kondisi yang baik. Banyak naskah yang berlubang ataupun rusak.
5.      Naskah Tauhid
       
Naskah ini menggunakan bahasa dan aksara Arab. Naskah ini menggunakan kertas daluang, keadaan fisik naskah ini juga sudah berlubang, sebagian teksnya tidak terbaca, serta jilidnya terlepas. Naskah ini berisi menjelaskan tentang beberapa pengertian kata iman dan rukun iman. Pada bab lain dijelaskan tata cara melaksanakan ibadah shalat, puasa dan haji.
6.      Naskah Khutbah Jum’at
Naskah khutbah yang ditulis di atas kertas yang terbuat dari kulit kambing yang konon khutbah Jum’at ini adalah khutbah terpanjang di dunia. Naskah tersebut semuanya ditulis dalam bahasa Jawa Kuno bukan dalam bahasa Sunda.
7.      Naskah Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha
     Naskah ini terbuat dari kayu saeh. Konon khutbah Idul Fitri ini merupakan naskah khutbah terpanjang di Indonesia.
2.5         Hasil Pengamatan Tentang Koleksi Barang-Barang Antik yang Terdapat Dalam Museum Candi Cangkuang
salh satu koleksi di musium candi cangkuang
Didalam museum menyimpan foto-foto tentang penemuan, penggalian dan rekonstruksi candi. Adapula alat-alat dan foto cara membuat kertas dari kulit saeh dan foto-foto tentang berbagai acara di Kampung Pulo. Di dalam museum juga terdapat beberapa peninggalan batu-batu sisa reruntuhan candi, buku Didalam museum juga terdapat beberapa koleksi benda-benda penghargaan, cinderamata, dan kenang-kenangan baik yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat maupun pemerintah yang berada di luar daerah.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1         Kesimpulan
1.    Kondisi Museum Candi Cangkuang cukup terawat, namun ada beberapa tempat/lahan yang masih berserakan sampah.
2.    Keadaan Museum Candi Cangkuang sangat ramai dan berdesakan .
3.    Jenis tanaman atau tumbuhan yang hidup disekitar atau didekat halaman Museum Candi Cangkuang beragam.
4.    Koleksi naskah-naskah kuno yang terdapat di Museum Candi Cangkuang.
5.    Koleksi barang-barang antik yang terdapat dalam Museum Candi Cangkuang
3.2         Saran
1.    Penulis menyarankan museum tersebut agar lebih diperluas lagi tempatnya, supaya para pengunjung yang datang dapat lebih leluasa untuk melihat-lihat koleksi benda-benda sejarah dalam museum tersebut. Serta pencahayaan ruangan di dalam museum lebih diatur lagi dengan baik, agar tidak menyulitkan penglihatan, serta atap pada museum tersebut diperbaiki agar tidak mengalami kebocoran. Karena hal itu dapat menghambat proses para pengunjung yang datang yang ingin melihat museum tersebut.
2.    Penulis menyarankan agar koordinator juru pelihara museum atau disebut juga dengan kuncen seharusnya tidak hanya satu orang yang mengarahkan dan memberitahukan berbagai macam informasi tentang macam-macam benda peninggalan sejarah kepada pengunjung, seharusnya ada beberapa kuncen lagi agar pengunjung yang berada didalam museum tidak saling berdesakan untuk mendapatkan informasi, karena mengingat ruangan museum sangatlah kecil dan tidak luas seperti museum biasanya.
3.    Penulis menyarankan agar tanaman atau tumbuhan yang hidup di sekitar museum dirawat dengan baik agar bisa tumbuh lebih banyak lagi.
4.    Penulis menyarankan agar koleksi naskah-naskah kuno yang telah mengalami kerusakan seperti naskahnya sudah berlubang, sebagian teksnya tidak terbaca, serta jilidnya sudah terlepas diproses kembali dan dirawat dengan baik agar naskah tersebut tidak hilang dan dapat dijadikan bukti benda bersejarah dimasa yang akan datang.
5.    Penulis menyarankan agar koleksi barang-barang antik yang terdapat dalam museum dijaga serta dirawat dengan baik dan dibersihkan pula secara rutin, agar tidak terlihat kotor atau berdebu.

No comments:

Post a Comment

JANG ARI

Comments system

[blogger][disqus][facebook]