Monday 22 February 2016

Ceramah Agama tentang Prinsip Hidup Mukminin



­­­
­­­PRINSIP HIDUP MUKMIN
OLEH   : NANANG SURYANA

Manusia merupakan makhluk yang paling mulia diantara ciptaan Allah dan diberikan keistimewaan untuk bekal hidupnya dengan akal yang berfungsi untuk memilih jalan yang akan ditempuh selama hidup di dunia yang fana ini.
Sebagaimana Allah berfirman di dalam Qur’an surat Alhijr ayat 28 sampai dengan ayat 29 :
Artinya :
            “ Dan ingatlah ketika Allah berfirman kepada para malaikat, “ Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk; Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya Ruh ciptaan-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. “
Dan di ayat selanjutnya dinyatakan bahwa seluruh malaikat bersujud kepada manusia kecuali iblis, ia merasa bahwa merekalah yang lebih mulia karena diciptakan dari api, maka diusirlah dari surge karena mereka tidak menuruti perintah Alllah.
Dari ilustrasi ayat tersebut jelas bahwa manusia lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lain, dengan demikian alangkah tidak tahu diri dan sombong apabila manusia hidup tidak menuruti segala perintah sang khaliq. Dengan demikian maka sepatutnya manusia untuk berserah diri sepenuhnya terhadap Allah Subhanhu Wata’ala.
Seorang mukmin yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah subhanahu wata’ala adalah manusia yang senantiasa aktifitas hidupnya berpedoman kepada dua hukum yang telah ditetapkan oleh Allah, yakni Al-Quran dan Assunnah sebagaimana Allah berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 2 :
Yang artinya :
“ Inilah kitab Alqur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa “
Manusia yang menjalankan hidup di dunia fana ini harus memiliki prinsip hidup yang akan menyelamatkan di dunia dan akhirat tentunya dengan mengetahui arah yang jelas, diantaranya :
1.       Dasar Hidup (18;29)
Dalam menjalani kehidupan di alam fana ini manusia akan sia-sia apabila tidak memikirkan tentang akhirat, dan salah satu cirri orang yang beriman itu adalah manusia yang beriman kepada yang ghaib, salah satunya beriman kepada hari akhir, ketika manusia yakin akan kembali kepada Allah maka tidak akan memilih jalan yang akan menyesatkan, dan tentunya akan mencari kebenaran yang hakiqi yang akan menguntungkan kehidupan dunia serta akhirat kelak.
Di dalam surat Kahfi ayat 29
Artinya:
“ Dan “ Katakanlah bahwa kebenaran itu datangnya dari Tuhan-mu, maka barang siapa yang ingin beriman maka hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir. ­­­ Sesungguhnya kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka ”
Dalam ayat tersebut sangat jelas bahwa Allah menegaskan kepada manusia “@è%urDan Katakanlah kepadanya dan kepada teman temannya, (bahwa Alqur’an ini adalah benar dating dari Rabb kalian, maka barang siapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir) Kalimat dalam ayat ini merupakan ancaman buat merekat ûüÏJÎ=»©à=Ï9$tRôtGôãr&  !$¯RÎ)  sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu yakni bagi orang orang kafir .[1]. Dari tafsir ayat di atas menegaskan bahwa Allah telah memberikan dua pilihan kepada manusia untuk memilih antara beriman dengan kafir, tentunya sebagai manusia yang memiliki akal pasti memilih beriman dan berserah diri kepada Allah.
2.       Pedoman Hidup
Allah telah memberikan petunjuk, pedoman bagi ummat manusia dengan wahyu yang dibawa Nabi Muhammad Saw yaitu Alqur’an, dan didalamnya terdapat petunjuk petunjuk hidup supaya selamat di dunia dan selamat pula di akhirat.
Sebagaimana Allah berfirman di dalam surat Al Maidah ayat 44 sampai dengan ayat 50 :
Artinya :
 Ayat 44 “ Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab Tauret, didalamnya ada petunjuk dan cahaya yang menerangi, yang dengan kitab itu diputusksn perkara perkara orang yahudi oleh Nabi nabi yang berserah diri kepada Allah, oleh orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka  diperintahkan memelihara kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia tetapi takutlah kepada-Ku … dan janganlah kamu menukar ayat-ayat Ku dengan harga yang sedikit…”
Artinya :
Ayat 45“ Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (Tauret) bahwasannya jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-pun ada kishasnya, maka barang siapa yang melepskan kishasnya maka melepaskan hak itu menjadi penebus dosa baginya. Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang  diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang orang yang zalim “
Artinya :
Ayat 46 “ Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Tauret. Dan kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu kitab Tauret. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang ber-Taqwa. “
Artinya :
Ayat 47 “ Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik
Artinya :
Ayat 48 “ Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, Maka putuskanlah perkara mereka dengan apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah dating kepadamu…
Artinya :
Ayat 49 “ Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka …

Artinya :
Ayat 49 “ Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?
           
3.       Fungsi Hidup
Manusia diciptakan Allah dengan mengemban tugas yang sangat berat di dunia ini, karena Allah menjadikan manusia hidup di dunia untuk mengelola, mengatur, menjalankan amanah untuk memimpin. Dan hal ini ditegaskan Allah di dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30, surat An-Nur ayat 55 dan surat Al-Ahzab ayat 72, bahwa manusia difungsikan sebagai Khalifah, Penguasa, dan Pengemban Amanah, sebagaiman firman-Nya :
Artinya :
QS; 2: 30 “ Dan ingatlah ! ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku  hendak menjadikan  seorang khalifah di muka bumi, Malaikat berkata “ Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat keruksakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih, dengan memuji Engkau ? Tuhan berfirman “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “.
Artinya :
QS; 24: 55 “Dan Allahtidak berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguhakan menjadikan mereka berkuasa di bumi…”.
Artinya :
QS; 33: 72 “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul Amanah itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah Amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh “.
 Dari ayat-ayat Al-Qur’an diatas dapat kita simpulkan bahwa fungsi manusia itu ada 3 macam : sebagai khalifah, Penguasa dan pengemban Amanah.
4.       Tugas Hidup
Manusia hidup di dunia ini tidak akan diciptakan begitu saja tanpa adanya fungsi, manfa’at , tujuan, dan tugas yang di embankannya dari Sang Khaliq, sebagaimana Allah berfirman di dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 21 dan surat Adz- Dzariat ayat 56, dan surat Al-Bayinat ayat 5 :
5.       Tujuan Hidup
Manusia hidup di dunia harus memiliki tujuan, karena hidup tanpa tujuan tidak akan memiliki arah yang tentu, hidupnya akan terbawa arus yang lain. Tujuan adalah penguat arah agar tetap istiqomah menuju ke satu arah yang jadi tujuan. Manusia hidup di alam fana ini hanyalah sementara saja, tentunya akan kembali ke tempat yang baqa yang hidup selama-lamanya, Maka dengan demikian manusia harus memiliki bekal untuk kembali kea lam baqa tersebut.
Dari uraian diatas maka timbul sebuah pertanyaan yang harus kita jawab akal, pikiran dan nakli kita harus dipergunakan. Sebagaimana firman Allah di dalam Qur'an surat Al-Baqarah ayat 207 :
Artinya :
Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhoan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambanya “
Al-Baqarah ayat 265 :
Artinya :
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhoan Allah… “ Dan di dalam Qur’an surat Al-‘Araf ayat 162 :
 Artinya :
Katakanlah, “ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. “
 Demikian uraian tentang prinsip hidup mukmin yang dapat disajikan semoga jadi bahan renungan dan kajian dalam menjalankan kehidupan di dunia dan membawa bekal kembali ke akhirat. Amin yaa Rabbal alamin…

Walloho ‘alam bishshowab


[1] Abubakar Bahrun, Tafsie Jalalain berikut Asbaabun Nuzul Ayat, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1995

No comments:

Post a Comment

JANG ARI

Comments system

[blogger][disqus][facebook]